Biaya pernikahan di negeri ginseng termasuk yang paling tinggi, rata-rata Rp1,8 miliar.
Bila menganggap menikah hanya membutuhkan cinta,
seperti lagu yang dipopulerkan The Beatles, pikir-pikir lagi. Di Korea
Selatan, selain cinta calon suami-istri, pernikahan membutuhkan uang
dalam jumlah besar, rata-rata US$200 ribu atau setara Rp1,8 miliar untuk
tiap pernikahan.
Biaya
pernikahan ini empat kali lebih tinggi dari pendapatan tahunan
rata-rata masyarakatnya, ?48,3 juta (US$42 ribu). Melambungnya biaya
nikah tak lain karena kombinasi dua hal, budaya mahal dan hadiah
eksklusif pra pernikahan diantara keluarga, seperti berlian dan mantel
bulu. Tak ketinggalan, kebiasaan turun temurun yang mengharuskan
pengantin pria menyediakan rumah.
Jumlah
biaya pernikahan di negeri ginseng pada 2011 naik 270 persen daripada
tahun 1999. Sementara inflasi pada periode yang sama naik 45,5 persen.
Tak mengherankan, pasangan muda yang ingin mengikat janji terpaksa
meminjam dari orangtua atau bank demi upacara sakral tersebut.
"Masyarakat
Korea masih sangat kaku dan orang sangat peduli bagaimana cara orang
lain menilai mereka, " ujar Profesor Sosiologi di Universitas wanita
Ewha Harris H. Kim.
"Pernikahan menjadi semacam simbol status yang menandakan tempat Anda di masyarakat," tambahnya.
Seorang
pengantin wanita berusia 27 tahun mengaku orang tuanya membayar 90
persen biaya pernikahannya yang mencapai 140 juta won atau Rp1,1 miliar.
"Kami harus meminjam dari orang tua yang kemungkinan berasal dari
tabungan pensiun mereka," katanya seperti dikutip Reuters.
Sementara
seorang pengantin lainnya, Kim, yang berpenghasilan 40 juta won harus
meminjam 40 juta won dari bank selain meminjam dari orangtua untuk
menyukseskan pernikahan yang dihadiri 600 tamu.
Selain
biaya nikah, hadiah pernikahan juga menyita biaya tak sedikit. Secara
tradisional, keluarga pengantin saling bertukar hadiah berupa baju
tradisional dari sutera yang kini berganti menjadi baju bulu dan tas
mewah. Sementara perhiasan berubah menjadi satu set permata.
Anggaran
terbesar lainnya adalah harga rumah yang terus melonjak. Sebuah situs
perjodohan di Korea Selatan, couple.net menyebut perumahan menyita
hingga 70 persen biaya dari pernikahan. "Banyak calon pengantin yang
meminta kesediaan pasangan untuk setidaknya menyewa rumah," ujar Sungmi
Lee, seorang manajer di couple.net.
Aktivitas
menghambur-hamburkan uang dalam pernikahan, ditentang banyak pihak.
"Perhiasan mahal memang indah, tapi Anda akan menyesal karena setelah
menikah sebenarnya uang tersebut bisa digunakan dalam kehidupan
pernikahan," kata Kisun Lee, seorang konsultan keuangan.
Credit :beritakorea
No comments:
Post a Comment