Jejak Untuk Perjuangan Anti Jepang
Akibat aneksasi Korea oleh Jepang pada tahun 1910, kerajaan Joseon yang bersejarah 500 tahun runtuh dan Semenanjung Korea dikuasai oleh Jepang, dan sekian banyak pejuang kemerdekaan menuju Manchuria untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Pada waktu itu, para pejuang mendirikan sekolah militer Shinheung yang merupakan ayunan kegiatan kemerdekaan di Manchuria, serta melakukan pertempuran Cheongsanri dan Bongodong untuk menumpas Jepang. Diantara para pejuang, ada seorang pejuang kemerdekaan yang menorehkan tinta emas dalam sejarah Korea lewat pertempuran Bongodong dan Cheongsanri, yaitu Hong Beom-do.
Masuk Tentara Sebagai Peniup Seruling Dalam Usia 15 Tahun
Hong Beom-do yang lahir pada tahun 1868 di rumah petani yang miskin di Pyengyang mengalami kesulitan sejak masih kecil, karena ibunya meninggal dunia dalam 7 hari setelah melahirkannya dan ayahnya juga meninggal dunia saat dia berusia 9 tahun. Setelah itu, dia dibesarkan oleh paman dan saat dia berusia 15 tahun, dia masuk tentara.
Selama 3 tahun dalam kehidupan pasukan militer, dia merasa stabil saja. Namun setelah menyaksikan korupsi yang dilakukan oleh atasannya, dia melarikan diri dari pasukan. Akhirnya, dia menjadi pemburu binatang. Demikianlah, dia menjalani hidupnya yang tidak terkait dengan kenyataan di dunia, namun pada bulan Agustus tahun 1895, terjadilah Insiden Eulmi dimana mata-mata Jepang membunuh Maharani Myeongseong.
Mulai Berkegiatan Sebagai Militer Pembela Negara
Mangkatnya Maharani Meyongseong mengakibatkan rakyat Joseon marah, sehingga tantangan dari pasukan militer pembela negara giat dilaksanakan di seluruh daerah di Joseon. Hong Beom-do juga ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut untuk membela negara, dan menaklukkan pasukan militer Jepang.
Pada tanggal 3 September 1907, pihak Jepang harus memberlakukan peraturan untuk mengambil paksa segala jenis persenjataan yang dimiliki oleh orang Korea, sehingga Hong Beom-do mengumpulkan pasukan militer pembela negara untuk menaklukkan pasukan Jepang. Berkat kegiatan aktif dan prestasi yang diraih saat menyerang pasukan Jepang, dia dijuluki sebagai 'Hong Beom-do Yang Terbang.' Namun, kegiatan pasukan militer pembela negara dari Hong Beom-do lebih aktif dilaksanakan setelah aneksasi Korea oleh Jepang pada tahun 1910 di Manchria.
Pembukaan Pertempuran Besar, Bongodong
Hong Beom-do yang telah mengibarkan namanya sebagai pemimpin pasukan militer pembela negara menjadi komandan pasukan kemerdekaan setelah berlangsungnya gerakan perjuangan kemerdekaan 1 Maret tahun 1919. Pasukan yang terdiri dari 400 orang militer meraih prestasi besar untuk menyerang pasukan Jepang. Untuk menantang kegiatan pasukan Hong Beom-do, pihak Jepang juga menyerang daerah Bongodong yang merupakan pusat kegiatan kemerdekaan. Walaupun jumlah anggota pasukan Hong Beom-do hanya 700 orang, strategi yang yang menggunakan geografi Bongodong sangat bermanfaat untuk menaklukkan pasukan Jepang tanpa kerugian pasukan Hong Beom-do. Dengan demikian, kemenangan pertempuran Bongodong dicatat sebagai prestasi tertinggi yang diraih oleh pasukan militer pembela negara.
Pahlawan Hilang Dalam Sejarah
Kemenangan pertempuran Bongodong menghidupkan semangat pasukan militer pembela negara. Dengan demikina, hal itu bermanfaat untuk memperoleh kemenangan di dalam pertempuran Nodugu dan Choengsanri. Setelah itu, Hong Beom-do menuju Rusia pada tahun 1921 dan mendirikan sekolah militer Goryeo dengan bantuan dari pemerintah Lenin. Namun, akibat pengkhianatan partai komunis Rusia, banyak anggota pasukannya dibunuh atau ditangkap. Setelah itu, Hong Beom-do hanya menjalankan hidupnya sebagai pemimpin gerakan kemerdekaan, dan meninggal dunia di Siberia 2 tahun sebelum kemerdekaan Korea. Demikianlah, kehidupan pahlawan yang membuka perjuangan anti Jepang berakhir.
Source : http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_koreanstory_detail.htm?No=42349
Akibat aneksasi Korea oleh Jepang pada tahun 1910, kerajaan Joseon yang bersejarah 500 tahun runtuh dan Semenanjung Korea dikuasai oleh Jepang, dan sekian banyak pejuang kemerdekaan menuju Manchuria untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Pada waktu itu, para pejuang mendirikan sekolah militer Shinheung yang merupakan ayunan kegiatan kemerdekaan di Manchuria, serta melakukan pertempuran Cheongsanri dan Bongodong untuk menumpas Jepang. Diantara para pejuang, ada seorang pejuang kemerdekaan yang menorehkan tinta emas dalam sejarah Korea lewat pertempuran Bongodong dan Cheongsanri, yaitu Hong Beom-do.
Masuk Tentara Sebagai Peniup Seruling Dalam Usia 15 Tahun
Hong Beom-do yang lahir pada tahun 1868 di rumah petani yang miskin di Pyengyang mengalami kesulitan sejak masih kecil, karena ibunya meninggal dunia dalam 7 hari setelah melahirkannya dan ayahnya juga meninggal dunia saat dia berusia 9 tahun. Setelah itu, dia dibesarkan oleh paman dan saat dia berusia 15 tahun, dia masuk tentara.
Selama 3 tahun dalam kehidupan pasukan militer, dia merasa stabil saja. Namun setelah menyaksikan korupsi yang dilakukan oleh atasannya, dia melarikan diri dari pasukan. Akhirnya, dia menjadi pemburu binatang. Demikianlah, dia menjalani hidupnya yang tidak terkait dengan kenyataan di dunia, namun pada bulan Agustus tahun 1895, terjadilah Insiden Eulmi dimana mata-mata Jepang membunuh Maharani Myeongseong.
Mulai Berkegiatan Sebagai Militer Pembela Negara
Mangkatnya Maharani Meyongseong mengakibatkan rakyat Joseon marah, sehingga tantangan dari pasukan militer pembela negara giat dilaksanakan di seluruh daerah di Joseon. Hong Beom-do juga ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut untuk membela negara, dan menaklukkan pasukan militer Jepang.
Pada tanggal 3 September 1907, pihak Jepang harus memberlakukan peraturan untuk mengambil paksa segala jenis persenjataan yang dimiliki oleh orang Korea, sehingga Hong Beom-do mengumpulkan pasukan militer pembela negara untuk menaklukkan pasukan Jepang. Berkat kegiatan aktif dan prestasi yang diraih saat menyerang pasukan Jepang, dia dijuluki sebagai 'Hong Beom-do Yang Terbang.' Namun, kegiatan pasukan militer pembela negara dari Hong Beom-do lebih aktif dilaksanakan setelah aneksasi Korea oleh Jepang pada tahun 1910 di Manchria.
Pembukaan Pertempuran Besar, Bongodong
Hong Beom-do yang telah mengibarkan namanya sebagai pemimpin pasukan militer pembela negara menjadi komandan pasukan kemerdekaan setelah berlangsungnya gerakan perjuangan kemerdekaan 1 Maret tahun 1919. Pasukan yang terdiri dari 400 orang militer meraih prestasi besar untuk menyerang pasukan Jepang. Untuk menantang kegiatan pasukan Hong Beom-do, pihak Jepang juga menyerang daerah Bongodong yang merupakan pusat kegiatan kemerdekaan. Walaupun jumlah anggota pasukan Hong Beom-do hanya 700 orang, strategi yang yang menggunakan geografi Bongodong sangat bermanfaat untuk menaklukkan pasukan Jepang tanpa kerugian pasukan Hong Beom-do. Dengan demikian, kemenangan pertempuran Bongodong dicatat sebagai prestasi tertinggi yang diraih oleh pasukan militer pembela negara.
Pahlawan Hilang Dalam Sejarah
Kemenangan pertempuran Bongodong menghidupkan semangat pasukan militer pembela negara. Dengan demikina, hal itu bermanfaat untuk memperoleh kemenangan di dalam pertempuran Nodugu dan Choengsanri. Setelah itu, Hong Beom-do menuju Rusia pada tahun 1921 dan mendirikan sekolah militer Goryeo dengan bantuan dari pemerintah Lenin. Namun, akibat pengkhianatan partai komunis Rusia, banyak anggota pasukannya dibunuh atau ditangkap. Setelah itu, Hong Beom-do hanya menjalankan hidupnya sebagai pemimpin gerakan kemerdekaan, dan meninggal dunia di Siberia 2 tahun sebelum kemerdekaan Korea. Demikianlah, kehidupan pahlawan yang membuka perjuangan anti Jepang berakhir.
Source : http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_koreanstory_detail.htm?No=42349
No comments:
Post a Comment