Pada zaman dahulu di gunung Geumgang, seorang biksu besar
yang terkenal, Naongjosa tinggal di sebuah kuil bernama Jangansa, sementara
seorang biksu lain bernama Geumdonggeosa tinggal di kuil Pyohunsa.
Naongjosa yang sudah
berusia tua sedang memperhatikan Geumdonggeosa sebagai penggantinya di antara
beberapa muridnya yang tinggal di gunung Geumgang dan mengajarkan ajaran agama
Budhha kepadanya. Padahal, Geumdonggeosa berhasrat untuk menduduki posisi
gurunya, biksu Naongjosa secepat-cepatnya. Naongjosa yang sudah menyadari hal
itu memanggil Geumdonggeosa dan menawarkan sebuah pertaruhan, yaitu mengukir
patung Buddha.
Jika Geumganggeosa menang, segala kekuasan Naongjosan
diberikan, lalu Naongjosa meninggalkan Geumgangsan. Geumganggeosa meyakini
kemenangannya, lalu menyetujui taruhan tersebut. Esok harinya, kedua biksu
mengukir patung Buddha. Naongggeosa mengukir 3 buah Buddha pada batu besar di
depan desa Pyohundong. Sementara, Geumdonggeosa mengukir 60 patung Budha pada
balik batu besar itu. Para biksu dari kuli
Jangansa dan Pyohunsa menilai hasil ukiran dari kedua biksu tersebut. Mereka
menilai ukiran Naongjosa sempurna, sedangkan ukiran Geumganggeosa jelek karena
ada beberapa patung Buddha tidak punya telinga pada ukirannya. Geumdonggeosa merasa
malu karena kala pada pertaruhan dengan gurunya dan menyesali perbuatannya yang
tamak akan kekuasaan gurunya. Apalagi sudah ketahui hasratnya oleh Naongjosa
sehingga sampai menawarkan pertaruhan.
Geumdonggeosa segera pergi ke sebuah kolam bernama Ulso lalu
menjatuhkan diri ke dalamnya. Setelah mendengar kematian Geumganggeosa, 3 orang
anaknya ke Ulso, lalu terjun ke dalamnya. Pada saat itu, tiba-tiba terdengar
geledek dan hujan besar turun. Hari esoknya, hujan berhenti dan sebuah batu
panjang muncul dari dalam kolam Ulso. Kemudian, 3 batu kecil muncul juga di
sekitar batu besar itu. Orang-orang berpikir jenazah seorang ayah dan tiga
orang anaknya berubah menjadi 4 buah batu itu. Bahkan bunyi air terjun ke kolam
Ulso terdengar sedih seperti tangisan ketiga anak laki-laki yang kehilangan
ayahnya.
Infromasi
Wisata
Kolam Ulso yang memiliki kisah yang menyedihkan itu terletak
di Naegeumgang, bagian pegunungan yang menghadap darat. Di Naegeumgang ini, ada
3 kuil dari 4 kuil utama di gunung Geumgang dan memiliki banyak aset budaya
serta pemandangan indah.
Jadi, Gunung Geumgang menjadi objek wisata yang memiliki
daya tarik luar biasa. Namun sayangnya, tidak mudah dikunjungi karena gunung
itu terletak di bagian utara Semenanjung Korea.
Source :Kbsworld + younhapnews
No comments:
Post a Comment