...'Watashi wa Nippon ga suki'..

...'naneun hangug-eul joh-a'...

............I like korea...........

............I like japan...........

Note : if you do not understand with Indonesian leanguage, you can translate with the translator at the bottom of the red

jika ingin meng copy paste ' artikel yang ada di blog ALL ABOUT KOREA AND JAPAN, tolong cantumkan nama Credit/sumber serta alamat blog ALL ABOUT KOREA AND JAPAN ya ^^

Tuesday, June 19, 2012

Gongmyoung




Sejak zaman dahulu, di Korea pohon bambu melambangkan sebagai cendekiawan berprinsip, karena pohon ini selalu tumbuh dengan tegak dan kehijauan. Sebab itu, pohon bambu itu sering menjadi bahan yang digemari oleh banyak jumlah sastrawan dan pelukis untuk karya seni lukis dan sastranya.

Ditambah lagi, berbagai jenis alat terbuat dari bambu juga memberikan pungryu atau kenikmatan seni bagi kaum cendekiawan, sementra memberikan kenyamanan kepada orang awam. Salah satu ciptaan dari bambu adalah musik. Sebagian besar alat musik tiup tradisional Korea, termasuk Daegeum, Sogeum, dan Danso, terbuat dari bambu. Bahkan Suldae yang merupkan alat gesek untuk Geomungo juga dibuat dari pohon bambu.

Sementara itu, penyanyi dalam Pansori atau opera ala Korea selalu membawa sebuah kipas lipat dari bambu selama pertunjukannya berlangsung. Kipas lipat itu biasanya dipakai sebagai alat bantu di atas panggung. Jadi, kipas itu menjadi gergaji dalam pertunjukan lagu pada bagian membelah labu atau melambangkan Simcheong yang melompat ke laut untuk memulihkan penglihatan ayahnya. Singkatnya, kipas lipat itu dianggap sebagai pendamping penyanyi Sori di atas panggung dimana mereka bisa mengandalkan seluruh pertunjukan solo mereka.


Sekitar 15 tahun lalu, alat musik baru yang terbuat dari bambu diciptakan. Musik itu dihasilkan dengan mengetuk berbagai ukuran potongan bambu. Alat musik itu disebut 'Gongmyeong'. Dan, sebuah kelompok musik gugak yang memainkan alat musik itu juga memiliki nama yang sama, yaitu 'Gongmyeong'. Gongmyeong berarti, getaran dan itu mengacu pada alat musik yang terbuat dari potongan bambu berukuran macam-macam, mulai dari 30 sentimeter hingga 1 meter. Alat musik ini menghasilkan melodi dan irama dengan cara diketuk. Sementara, kelompok musik Gongmyeong dibentuk oleh musisi muda lulusan dari Jurusan Musik Tradisional Korea di Universitas Seni Chugye pada tahun 1997. Kelompok ini terdiri dari empat anggota laki-laki, Park Seung-won, Gang Seon-il, Song Gyeong-geun, dan Im Yong-ju.

Selain bernyanyi dan memainkan instrumen Gongmyeong, mereka memainkan juga berbagai jenis alat musik seperti Janggu, Piri, Taepyeongso, Daegeum, Sogeum, Buk, Harmonika, Gitar, drum dari Afrika Barat bernama Djembe, instrumen Australia bernama Didgeridoo, dan lain-lain. Sesekali wadah air kosong atau kaleng juga bisa berubah menjadi alat musik bagi mereka. Mereka juga memimpin dalam menciptakan instrumen musik baru seperti Janggu listrik yang layaknya era digital pada saat ini.

Kelompok ini tidak hanya menampilkan permainan yang sudah disiapkan, tetapi juga menciptakan instrumen baru dan memainkannya di atas panggung. Mereka mengupayakan konsernya berubah menjadi sebuah ajang permainan dimana penonton dapat bergabung dan bersenang dengan mereka melalui kegiatan interaksi.

Gongmyeong memulai kegiatan musiknya di bidang musik tradisional, tapi sekarang berperanan sebagai media komunikasi dengan memecah batas-batas genre musik yang berbeda dan formasi pertunjukan. Kelompok musik Gugak itu menangani bagian musik dalam beberapa film, drama, tarian, pertunjukan musikal dan sejenisnya. Disamping itu, kelompok musik itu memperluas ruang lingkup kegiatannya sebagai grup musik dunia dengan berpartisipasi dalam berbagai acara musik yang berarti di luar negeri seperti Festival Pina Bausch di Jerman, Festival Sydney, konser di Parlemen Eropa dan konser amal untuk anak-anak Afghanistan.

Pada bulan Mei tahun lalu, mereka mengadakan konser peringatan ulang tahunnya yang ke-15. Mereka mengadakan pertunjukan lima jam setiap hari selama tiga hari di ruang utama Teater Nasional Korea. Hal itu mencerminkan semangat kelompok terhadap musiknya begitu besar dan mereka ingin mendengarkan lebih banyak musik kepada penonton.



Source : kbs world

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...