ANDA berencana liburan ke negeri ginseng? Jangan pernah melewatkan beberapa hal yang sangat identik dengan masyarakat Korea Selatan.
Bebeapa kegiatan di bawah ini mungkin tidak akan terasa kalau kita mengambil paket wisata. Selain jadwalnya yang padat, tempat-tempat yang diambil pun rata-rata sudah diatur sesuai kapasitas mereka.
Tapi namanya juga berwisata, pastilah ada jam-jam santai yang bisa dimanfaatkan sehingga bisa merasakan bagaimana masyarakat Korea melakukan aktivitasnya sehari-hari.
1. Mencoba naik kendaraan umum. Korea terkenal dengan transportasi yang nyaman. Menjabarkan kata nyaman di Korea berarti canggih, tertata rapi, aman, bersih, dan banyak pilihan. Ke Korea tapi tidak menyempatkan diri naik transportasi umum, sungguh amat disayangkan. Cobalah pilih satu atau dua lokasi yang mudah dan jadi tempat tujuan wisatawan seperti Gyeongbeok Palace, Myeongdong, Hongdae, atau Itaewon.
Pilihan pertama yang saya sarankan tentu saja subway. Kenapa? Inilah transportasi pilihan hampir sebagian besar rakyat Korea. Selain cepat, tepat waktu, juga murah. Dibanding naik taksi yang sekali buka pintu) memasang tarif 2400 won (kalikan saja 8,7), subway atau biasa disebut jihacol hanya menghabiskan kurang lebih 1000 won per sekali jalan.
Subway di Korea terdri dari 9 line yang ditandai dengan warna tertentu. Misalkan line 2 dengan warna hijau. Jika daerah tujuan Anda ada di line biru atau cokelat, tinggal pilih stasiun transfer, yang proses perpindahannya sama sekali tidak sulit dan disediaakn papan petunjuk jalan. Subway dan kendaraan umum di Korea beroperasi sejak pukul 5.30 hingga 12 malam. Jadi jangan takut tak ada kendaraan jika berpergian di malam hari.
Karena Korea negara yang sangat melek fashion meski berkendaraan umum, dijamin pemandangannya pun tak kalah menarik. Kendaraan berikutnya adalah bus. Ini saya sarankan hanya jika lokasi yang dituju tidak memerlukan jarang jauh dan berliku.
2. Belanja ke pusat perbelanjaan. Rasakan sensasi street fashion Korea dengan berbelanja di pusat perbelanjaan Korea. Kami anjurkan Anda untuk mencicipi setidaknya 3 tempat: Myeongdong, Dongdaemun, dan Namdaengmun. Setiganya merupakan tempat belanaja pakaian, make up, dan perlengkapan fashion lainnya.
Strata sosial yang datang tentunya juga beragam. Myeongdong menawarkan produk terkini dengan harga standar anak gaul Korea. Bila berbelanja di sini siap-siap untuk panik. Soalnya ada banyak pilihan, ada banyak diskon, dan kalau Anda masuk ke toko kosmetika yang menyebar hampir di seluruh bagian, ada banyak barang promosi yang bisa masuk kantong belanja. Dongdaemun lebih masuk ke bujet para wisatawan, pakaiannya keren, harganya tak mencekik, dan yang terpenting modelnya nggak ketinggalan jaman. Sedang Namdaemun biasanya dipilih sebagai tempat belanja souvenir dan di dua tempat terakhir kadang Anda bisa mencoba meminta diskon.
3. Makan di rumah makan Korea. Jauh-jauh ke Korea tapi tak mencoba makanannya, tentu saja kurang afdal. Kalau di tanah air, makanan Korea sangat jarang dan kalaupun ada harganya mahal. Di sini bisa memilih restoran atau rumah makan, atau bahkan warung pinggir jalan yang menawarkan jenis-jenis makanan dan jajanan khas Korea. Bibimbap, kimbap, bulgogi, kimchi, ramyeon, nengmoyen, kalbi, dan lain-lain bisa didapat dengan harga mulai dari 3500 won sampai sekitar 10 ribu won. Tentu saja ada harga ada kualitas. Tapi rata-rata menu dengan harga 5000 won , rasanya mantaap! Nah warung-warung tenda ala Korea yang biasa kita lihat-lihat di drama-drama juga bertebaran di sana sini. Harganya jelas lebih mudarh mulai dari 1000 won sampai 4000-an. Rasanya enak. Jenisnya macam-macam umumnya orang Indonesia ingin merasakan Tteokpokki, odeng, dan beberapa camilan populer macam kue dadar rasa kayu manis hotteok atau dakkochi semacam sate ayam campur daging dan sayuran yang rasanya gurih banget.
4. Potong rambut. Mau bergaya dan berpenampilan seperti artis Korea? Kalau sudah berbelanja pakaian dan kosmetika Korea, satu lagi bisa dipenuhi dengan memotong rambut di salon kecantikan di Seoul. Ada banyak jenis dan kualitasnya, tapi rata-rata cukup baik. Uniknya, salon di Korea tidak hanya didominasi kaum wanita, tapi pria pun sangat terbiasa datang ke salon tidak hanya untuk potong rambut, tapi juga mewarnai rambut, dan perawatan lainnya.
Potong rambut di Korea harganya bervariasi mulai dari 5 ribu won hingga 25 ribu won. Asyiknya, para hairs stylist memiliki keterampilan cukup tinggi. Jika kita bingung dan tak bisa berbahasa Korea. Mereka akan menawarkan album foto berisi artis-artis Korea dan Anda tinggal pilih. Waktu itu, penulis sih pengen memotong rambut ala Song Joong Ki tapi sayang tak ada foto terpampang di album contoh. Akhirnya dengan terbata-bata saya pun meminta gaya sesuai dengan bentuk wajah yang chubby ini, hahaha.
5. Mandi sauna. Orang Korea biasa menyebutnya jimjilbang. Dengan modal sekitar 7000 won, kita bisa merasakan mandi uap ala drama-drama Korea. Dengan baju warna biru dan pink, dengan handuk di kepala, dan saling telur rebus sebagai cemilan. Untuk sebagian orang, jimjilbang juga dijadikan sarana mencari pengalaman bertemu penduduk lokal dari jarang dekat. Karena suasananya yang begitu pribadi, kita bisa melihat dan mendengar mereka berbicara antar sahabat atau sesame saudara. Bagi yang mengerti syukur, tapi yang nggak mengerti coba dengarkan saja. Seru deh pokoknya.
6. Kopi. Meski dkenal sebagai negeri ginseng, pada kenyataannya yang paling banyak ditemui di sudut kota Seoul maupun kota-kota lain adalah coffee shop atau warung kopi. Mereknya beragam, bersaing, rasanya enak, dan tentu saja pengunjungnya banyak. Laber berlisensi internasional seperti Starbucks, Coffe Bean, tentu saja cukup banyak. Tapi yang bernuansa lokal atau bahkan wirausaha juga banyak dan tak kalah enak.
Tiap “warung kopi” punya speasialisasi masing-masing. Ada yang mengandalkan kecepatan akses internet atau wifi, ada yang khusus orang kantoran, ada pula yang khusus mahasiswa.
Nah, untuk kafe yang banyak didatangi mahasiswa umumnya murah dan diiringi alunan musik masa kini. Biasanya paling ramai saat musim ujian seperti pekan-pekan ini.
Source : tabloidbintang.com
Written: Hari Murtono
No comments:
Post a Comment