Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Olimpiade, tidak seorang pun judoka Jepang yang tersisa berpeluang meraih medali emas, setelah Daiki Kamikawa kalah di kelas berat di London pada Jumat.
Kekalahan Kamikawa di putaran kedua oleh Ihar Makaru dari Belarusia juga mencoreng wajah Jepang, negara asal judo, yang menderita penampilan terburuk di Olimpiade sejak 1988 di Seoul - terakhir kalinya mereka gagal menguasai klasemen medali judo.
Pelatih tim putra, Shinichi Shinohara, yang meraih medali perak di Sydney 12 tahun silam, mengatakan timnya secara mental tidak cukup kuat.
"Ini adalah tanggung jawab saya. Secara teknik kami bagus, namun secara mental dan untuk masalah kekuatan, kami lemah," ucapnya.
"Saya tidak berpikir seluruh dunia telah lebih baik, namun secara mental, atlet-atlet dari negara lain lebih kuat."
Delapan tahun silam, di Athena, Jepang memenangi delapan dari 14 medali emas yang ditawarkan cabang olahraga judo.
Namun di London, sejauh ini mereka baru meraih satu medali emas dari kelas di bawah 57 kilogram putri, melalui Kaori Matsumoto.
Rusia telah memenangi tiga medali emas, maka jika Maki Sugimoto, judoka kelas berat putri, menguasa kelasnya, Jepang dapat menyelesaikan Olimpiade cabang olahraga judo dengan menghuni peringkat kedua terbaik secara keseluruhan.
Di Seoul, Jepang mengakhiri Olimpiade dengan menduduki peringkat ketiga pada klasemen, di bawah tuan rumah, Korea Selatan, dan Polandia, dengan hanya satu medali emas dari judoka kelas berat, Hitoshi Sato, dan tiga medali perunggu.
Namun saat itu judo putri belum dipertandingkan.
Sejak Kejuaraan Dunia mempertandingkan pertarungan putra dan putri pada ajang 1987, Jepang tidak pernah gagal memuncaki klasemen medali, meski di Paris pada 1997 mereka mengalahkan tuan rumah Prancis dengan hanya selisih satu medali perunggu.
Sebelum itu, Jepang hanya pernah tersisih dari posisi puncak Kejuaraan Dunia pada 1961, ketika judoka Belanda, Anton Geesink, memenangi satu-satunya kelas di Paris, serta pada Kejuaraan Dunia putri yang dilangsungkan per dua tahun antara 1980 sampai 1986, demikian dikutip dari AFP.
source : ANTARA News
No comments:
Post a Comment