Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non-bendawi Manusia, Seni Berjalan Di Atas Tali
Tanggal 28 bulan lalu, tiga warisan non-bendawi Korea Selatan berhasil didaftarkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non-bendawi Manusia, yang meliputi seni berjalan di atas tali, bela diri taekkyon, dan tenunan rami dari wilayah Hansan. Khususnya, seni berjalan di atas tali mendapat pengakuan sebagai seni pementasan tradisional yang menggabungkan musik tradsional, gerakan dan ekspresi simbolis.
Jika menyaksikan kegiatan berjalan di atas tali pada ketinggian 3 meter tanpa peralatan keamanan yang menunjukkan keterampilan, kita dapat merasakan ketegangan dan juga kenikmatan. Nah, hari ini, kami perkenalkan seorang tokoh yang mahir berjalan di atas tali bernama 'Baudeogi'.
Satu-satunya Kkokdusoe Atau Pemimpin Wanita Dari Kelompok Namsadang
Baudeogi yang lahir di kota Anseong dengan nama Kim Am-deok pada tahun 1848 menjadi anggota Kelompok Namsadang yang menunjukkan atraksi, dansa dan lagu dengan berkeliling di pelosok daerah di Joseon saat dia berumur 5 tahun. Alasannya adalah karena ayahnya menitip putrinya, Baudeogi kepada Kelompok Namsadang yang sering tinggal di kota Anseong yang dipadati oleh para pedagang.
Walaupun Baudeogi terpaksa belajar seni keterampilan di Kelompok Namsadang, namun dia berhasil mengibarkan namanya. Bakatnya, khususnya keterampilan berjalan di atas tali mampu memikat hati para penonton dan memperoleh banyak ketenaran. Akhirnya, saat dia berusia 15 tahun, dia menjadi Kkokdusoe, yaitu pemimpin Kelompok Namsadang sebagai wanita dan dia mengembangkan Kelompok Namsadang sebagai kelompok hiburan terunggul.
Menerima Kancing Giok Sebagai Hadiah
Tahun 1865 ketika menyambut genap 3 tahun setelah dia memimpin Kelompok Namsadang yang beranggotakan 100 orang, Baudeogi mendapat undangan istimewa. Pada waktu itu, Pangeran Internal Agung Heungseon, Heungseon Daewongun melanjutkan kembali pendirian Istana Gyeongbok, namun hal tersebut tidak berjalan lancar akibat besarnya biaya pendirian dan perekrutan tenaga kerja. Untuk menghidupkan semangat dan menghibur para tenaga kerja, Heungseon Daewongun mengundang Baudeogi. Berkat pementasan Baudeogi, para tenaga kerja berhasil memperoleh energi dan semangat, sehingga Heungseon Daewongun menghadiahkan kancing giok yang dapat digunakan oleh kelas tinggi kepada Baudeogi. Setelah itu, Kelompok Namsadang yang dipimpin oleh Baudeogi lebih terkenal dan kelompok itu dijuluki sebagai 'Kelompok Baudeogi'. Namun, waktu ketika masyarakat Joseon dapat menyaksikan penampilan Baudeogi tidak begitu lama berlanjut.
Seniman Yang Menjalani Hidupnya Seperti Kembang Api
Walaupun berhasil memperoleh gengsi terunggul sebagai seniman, dia meninggal dunia pada tahun 1870 dalam usia 23 tahun akibat penyakit paru-paru. Namun, Baudeogi yang menghibur dan menghidupkan semangat rakyat sebagai wanita dari kelas budak masih diperingati dan dikenang sebagai seniman terunggul di Korea.
Source KBSWorld
Share : allaboutkoreaandjapan.blogspot.com
TAKE IT OUT WITH FULL CREDIT !!
No comments:
Post a Comment